APA ITU BIG DATA ?


MENGENAL BIG DATA

Hello GIF by Reactions | Gfycat 

Halo selamat datang kembali lagi ke blog saya, kali ini saya akan kembali berbagi ilmu mengenai Big Data. Pasti dari kalian masih ada yang belum mengetahui apa sih Big Data itu ? Nah oleh karena itu yuk mari simak penjelasan mengenai Big Data dibawah ini !

Apa itu Big Data ?

Art Design GIF | Big data, Data, Identity logo



Big Data menurut Wikipedia :

Big Data is a phrase used to mean a massive volume of both structured and unstructured data that is so large it is difficult to process using traditional database and software techniques. In most enterpise scenarios the volume of data is too big or it moves too fast or it eexceeds current processing capacity.

Big Data menurut Edd Dumbill :

Big Data is data that exceeds the processing capacity of conventional database systems. The data is too big, moves too fast, or doesn’t fit the strictures of your database architectures. To gain value from this data, you must choose an alternative way to process it

Dari kedua definisi diatas mungkin bisa kita simpulkan bahwa :


Big Data adalah data yang memiliki volume besar sehingga tidak dapat diproses menggunakan alat tradisional biasa dan harus menggunakan cara dan alat baru untuk mendapatkan nilai dari data ini. Setiap hari kita menciptakan banyak data, data ini bisa berasal dari mana saja; posting ke situs media sosial, gambar digital dan video, catatan transaksi pembelian dan lain-lain. Data ini adalah big data.

Lalu, sebesar apakah volume data agar bisa disebut big data? Apakah jumlah datanya harus milyaran record per hari? Walaupun masih banyak perdebatan soal ini, sekarang sudah banyak pihak yang sepakat bahwa: jika volume data membuat data tersebut tidak ekonomis / mungkin lagi untuk disimpan di solusi penyimpanan data tradisional (network storage / database / data warehouse), maka itu bisa disebut big data.

Contoh Big Data :


Contoh Big Data dapat berupa data yang berukuran hingga petabytes (1,024 terabytes) atau exabytes (1,024 petabytes), seperti milyaran hingga triliunan catatan personal seseorang yang semuanya berasal dari sumber berbeda seperti web, sales, customer service, social media, data mobile dan sebagainya.
Data-data ini biasanya tidak terstruktur, sering tidak lengkap dan tidak dapat diakses. Pada saat berhadapan dengan kelompok data yang lebih besar, perusahaan menghadapi kesulitan membuat, memanipulasi dan mengelola Big Data. Big Data sesungguhnya masalah dalaman alisis bisnis karena tools dan prosedur standar tidak didesain untuk mencari dan menganalisa kumpulan data yang massive.

Kenapa Harus Big Data?


Teknologi big data muncul untuk memecahkan suatu masalah atau mempermudah penyelesaian suatu masalah. Masalah apa yang dapat dipecahkan dengan big data? Dari berbagai sumber, terdapat 3 masalah utama yang big data coba selesaikan. Masalah tersebut biasa disebut dengan 3V; Volume, Velocity, Variety.
Memahami Definisi Big Data
  • Volume
Salah satu permasalahan yang big data coba pecahkan adalah meledaknya volume data yang suatu organisasi ingin simpan atau proses. Seberapa besar data yang bisa anda olah saat ini? Apakah dengan jumlah data yang anda miliki anda sudah lebih baik dibanding kompetitor? Data yang ada saat ini berukuran sangat besar. Di tahun 2000 saja tercatat 800,000 petabyte data tersimpan di seluruh dunia dan angka ini diperkirakan akan mencapai 35 zettabyte di tahun 2020 atau bahkan lebih. Apakah permasalahan volume data ini hanya bisa dipecahkan oleh big data? Jawabannya, tidak juga.

Sebenarnya suatu sistem database atau data warehouse pun bisa menyimpan data yang sangat besar. Namun, cost platform big data jauh lebih rendah dibandingkan keduanya. Selain itu, berbeda dengan sekedar network storage, teknologi big data tidak hanya menyediakan solusi untuk menyimpan data, namun juga untuk mengolah dan menganalisa data bervolume besar. Bayangkan jika anda membutuhkan analisis terhadap 1 persen saja dari seluruh data untuk mendapatkan keuntungan dibandingkan kompetitor anda, apakah teknologi yang anda miliki sekarang mampu melakukannya?

  • Velocity
Seberapa cepat kita dapat memproses data yang ada? Mungkin hal itu yang pertama ada dalam benak anda ketika anda membaca ini. Namun sebenarnya velocity di sini kita lihat dari persepsi seberapa cepat kita mampu mendapatkan hasil analisis terhadap aliran data yang terus mengalir di saat yang hampir bersamaan dengan datangnya data tersebut.
Bisa dibilang, permasalahan ini berkaitan erat dengan permasalahan volume data, karena kecepatan data dibuat umumnya berbanding lurus dengan volume data. Data tidak hanya datang dalam jumlah besar, tetapi juga dalam tempo yang lebih singkat dan bahkan ada yang real-time.
  • Variety
Variety! Finally! Ini adalah permasalahan, yang Big data banget. Mengapa? karena permasalahan ini akan sangat sulit dipecahkan oleh data platform tradisional, baik itu database atau data warehouse. Variety adalah permasalahan yang terjadi karena keberagaman data, baik itu dari format file data yang masuk, maupun format / struktur dari isi data tersebut. Big Data tidak hanya terdiri dari data berstruktur seperti halnya data angka-angka maupun deretan huruf-huruf yang berasal dari sistem database mendasar seperti halnya sistem database keuangan, tetapi juga terdiri atas data multimedia seperti data teks, data suara dan video yang dikenal dengan istilah data tak berstruktur. Terlebih lagi, Big Data juga mencakup data setengah berstruktur seperti halnya data e-mail maupun XML.


Jenis Teknologi Big Data : Big Data Operasional dan Big Data Analitis


Dalam hal Teknologi, bentangan Big Data didominasi oleh dua jenis teknologi Big Data yaitu: (1) Big Data operasional: sistem yang memiliki kapabilitas operasional untuk pekerjaan-pekerjaan bersifat interaktif dan real time dimana data pada umumnya diserap dan disimpan; (2) Big Data analitis: sistem yang menyediakan kapabilitas analitis untuk mengerjakan analisis yang kompleks dan retrospektif yang dapat melibatkan sebagian besar atau bahkan keseluruhan data. Dalam keberadaannya, kedua jenis teknologi Big Data ini bersifat saling melengkapi dan sering digunakan secara bersamaan.
Beban kerja operasional dan analitis terhadap Big Data telah menyebabkan kebutuhan sistem yang berlawanan satu sama lain, dan sistem Big Data saat ini telah berevolusi untuk menangani kedua jenis kerja tersebut secara khusus, terpisah, dan dengan cara yang sangat berbeda. Baik kebutuhan kerja operasional maupun analitis untuk Big Data, masing-masing telah mendorong penciptaan arsitektur-arsitektur teknologi baru. Sistem operasional, seperti halnya NoSQL database, berfokus pada pelayanan terhadap permintaan akses yang tinggi yang terjadi dalam waktu bersamaan, dengan tetap memberikan respon yang seketika (low latency) terhadap permintaan akses tersebut. Akses data terhadap sistem operasional ini dapat dilakukan dengan berbagai pilihan kriteria. Dilain pihak, sistem analitis cenderung berfokus pada penanganan arus data yang lebih besar, query-query yang ditujukan pada data tersebut bisa sangat kompleks, dan setiap kali dieksekusi dapat melibatkan sebagian besar atau keseluruhan data yang ada dalam sistem. Baik sistem Big Data operasional maupun sistem Big Data analitis, kedua-duanya dioperasikan dengan melibatkan sejumlah servers yang tergabung dalam suatu cluster komputer, dan digunakan untuk mengelola puluhan atau ratusan terabytes data yang memuat miliaran record.
  • Teknologi Big Data Operasional
Untuk menangani pekerjaan-pekerjaan Big Data Operasional, telah dibangun sistem Big Data dengan database NoSQL seperti halnya database berbasis dokumen (document based database) yang dapat ditujukan untuk berbagai tipe aplikasi, database key-value stores, column family stores, dan database graph yang dioptimalkan untuk aplikasi yang lebih spesifik. Teknologi NoSQL, yang telah dikembangkan untuk mengatasi kekurangan dari database relasional (relational database) pada lingkungan komputasi modern, dikenal lebih cepat serta lebih mudah dan murah dalam hal peningkatan skala (more scalable) dibanding relational databases.Terlebih lagi, sistem Big Data dengan database NoSQL telah didesain untuk memanfaatkan keunggulan dari arsitektur cloud computing (komputasi awan) yang telah muncul dalam dekade terakhir ini. Hal ini memungkinkan dijalankannya komputasi berskala besar secara efisien dan dengan biaya yang relatif lebih murah. Sebagai hasilnya, sistem NoSQL dengan komputasi awan ini telah menjadikan perangkat kerja Big Data operasional lebih mudah dikelola, serta dapat diimplementasikan dengan lebih murah dan cepat.
  • Teknologi Big Data Analitis
Dilain pihak, pekerjaan-pekerjaan Big Data analitis cenderung diproses dengan mengimplementasikan sistem database MPP dan MapReduce. Munculnya teknologi ini juga merupakan reaksi terhadap keterbatasan dan kurangnya kemampuan relational database tradisional untuk mengelola database dalam skala lebih dari satu server (terdistribusi). Disamping itu, MapReduce juga menawarkan metode baru dalam menganalisa data yang dapat berfungsi sebagai pelengkap terhadap kapabilitas SQL.Dengan semakin populernya penggunaan berbagai jenis aplikasi dan para penggunanya terus menerus memproduksi data dari pemakaian aplikasi tersebut, terdapat sejumlah upaya analisa retrospektif yang benar-benar dapat memberikan nilai berarti terhadap kemajuan bisnis. Ketika upaya-upaya tersebut mesti melibatkan algoritma yang lebih rumit, MapReduce telah menjadi pilihan pertama untuk melakukan analisa retrospektif tersebut. Beberapa sistem NoSQL juga menyediakan fungsi MapReduce bawaan yang memungkinkan proses analisa diterapkan pada data operasional. Sebagai alternatif lain, data juga dapat dikopi dari sistem NoSQL ke dalam sistem analitis seperti halnya Hadoop dengan MapReduce-nya.

Manfaat Pemberdayaan Big Data

Serangkaian teknologi baru yang ditujukan untuk memberdayakan Big Data telah memungkinkan direalisasikannya suatu nilai dari Big Data. Sebagai contoh, pebisnis retail online dapat mempelajari perilaku para pengunjungnya berdasarkan data hasil web click tracking. Dengan mengetahui perilaku konsumen maupun calon konsumennya, maka dimungkinkan untuk menerapkan strategi baru guna meningkatkan penjualan, mengatur harga dan stok barang secara efisien. Institusi pemerintah maupun Google dapat mendeteksi timbulnya suatu wabah penyakit dengan memanfaatkan informasi yang mengalir di media sosial. Perusahaan minyak dan gas dapat menggunakan output dari sensor-sensor pada peralatan pengeboran untuk menemukan teknik pengeboran yang lebih aman dan efisien.

Jadi, dengan mendayagunakan database Big Data, operasional perusahaan dapat melakukan penghematan pengeluaran, meningkatkan keuntungan, dan mencapai sasaran-sasaran bisnis lainnya. Dalam hal ini paling tidak, ada 3 hal yang dapat diraih oleh perusahaan yang menerapkan teknologi Big Data, yakni:



  1. Membuat aplikasi baru. Big Data memungkinkan suatu perusahaan untuk mengumpulkan data-data real time dari produk-produk yang mereka pasarkan, dari sumber daya yang digunakan, dan data-data yang berkaitan dengan pelanggannya. Data-data ini dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kepuasan pelanggan ataupun untuk efisiensi penggunaan sumber daya. Sebagai contoh, sebuah kota besar di Amerika Serikat telah menggunakan MongoDB, sebuah document based NoSQL database, untuk menurunkan angka kejahatan dan meningkatkan pelayanan umum dengan mengumpulkan dan menganalisa data geospatial secara real-time dari 30 departemen yang berbeda.
  2. Meningkatkan efektifitas dan menurunkan biaya dari aplikasi yang telah ada. Teknologi Big Data dapat menggantikan sistem berspesifikasi tinggi yang mahal dengan sistem yang dapat dijalankan dengan spesifikasi standar. Disamping itu, karena banyak teknologi Big Data yang sifatnya open source, tentu mereka dapat diimplementasikan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan teknologi yang hanya dimiliki dan dijual oleh suatu perusahaan.
  3. Meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan semakin banyaknya data yang bisa diakses oleh berbagai bagian dalam suatu organisasi, juga dengan semakin cepatnya update yang dilakukan pada data-data tersebut, akan memungkinkan respon yang makin cepat dan akurat pula terhadap berbagai permintaan pelanggan.



Hingga saat ini, pendayagunaan Big Data didominasi oleh perusahaan-perusahaan jasa berbasis Internet seperti halnya Google dan Facebook. Data yang mereka berdayakan pun bukanlah data-data internal perusahaan seperti halnya data-data penjualan maupun data pelanggan, lebih menitik beratkan pada pengolahan data-data teks dan gambar yang berada di Internet. Bila kita melihat gaya pemberdayaan data yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pada umumnya, yang dicari adalah trend yang didapat dari pengolahan data secara keseluruhan. Misalnya, dari data konsumen akan didapat informasi tentang trend konsumen dengan memproses data konsumen secara keseluruhan, bukan memproses data per-konsumen untuk mendapatkan trend per-konsumen. Dilain pihak, perusahaan-perusahaan jasa berbasis Internet yang memanfaatkan Big Data justru memfokuskan pemberdayaan data untuk mendapatkan informasi trend per-konsumen dengan memanfaatkan atribut-atribut yang melekat pada pribadi tiap konsumen. Sebut saja toko online Amazon yang memanfaatkan informasi maupun atribut yang melekat pada diri per-konsumen, untuk memberikan rekomendasi yang sesuai kepada tiap konsumen. Satu lagi, pemberdayaan data ala Big Data ini dapat dikatakan lebih berfokus pada kecepatan ketimbang ketepatan.

Kesimpulan

Berdasar uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Big Data itu adalah limpahan data dengan volume dan ragam yang melampaui kapasitas sistem manajemen data konvensional, yang terbentuk dari meluasnya penggunaan internet maupun pemanfaatan teknologi informasi yang semakin canggih, dan memiliki tiga ciri khas : volume, variety, velocity.

Sekian apa yang dapat saya jelaskan mengenai Big Data, Terimakasih..

Season 6 House Fancy GIF by SpongeBob SquarePants - Find & Share ...





Komentar